Nama :Dimas Eka Praditya
Npm :18212304
Kelas : 4EA24
Perencanaan Keuangan Islam: Sukses Dunia dan Akhirat
Pembicara : Hendro Wibowo, SEI., MM., CFP.
Sekretaris DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam
Bagaimana mengevaluasi dan merevolusi diri agar dapat sukses dunia dan akhirat?
Manfaatkanlah 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara:
1.Masa muda sebelum masa tua
2.Sehat sebelum sakit
3.Masa kaya sebelum miskin
4.Masa luang sebelum masa sempit
5.Masa hidup sebelum kematian
Dari 5 perkara sebelum 5 perkara, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai generasi muda harus memanfaatkan waktu yang ada dengan hal-hal positif dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semakin berumur manusia, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan uang.
Bagian 1. Pola Pikir untuk Berubah
Kita tidak harus pandai mengatur uang. Kita cuma perlu pandai mengatur diri sendiri dalam hal mengatur uang.
Bagian 2. Fokus pada Internal Rumah Tangga
Kita tidak bisa mengatur harga bahan makanan, tapi kita bisa mengatur menu makanan sendiri.
Kita tidak bisa mengatur harga BBM (bahan bakar minyak), tapi kita bisa mengatur pemakaiannya.
Kita tidak bisa mengatur biaya pendidikan anak, tapi kita bisa menyiapkan dana sedini mungkin.
Bagian 1. Pola Pikir untuk Berubah
Masa demi Masa Nabi Muhammad SAW hingga Kerasulan
Periode Usia Durasi
Masa kanak-kanak 0 – 12 tahun 12 tahun
Entrepreneurship (berdagang) 12 – 37 tahun 25 tahun
Berkontemplasi dan Refleksi 37 – 40 tahun 3 tahun
Masa Kerasulan 40 – 63 tahun 23 tahun
Latar Belakang → Psikologi Pembangunan Berdasarkan Pembagian Umur
Ø Umur 0 – 21/22 tahun → Disebut fase pertama.
Ø Umur 21/22 – 30tahun → Disebut fase kedua, karena di fase inilah bagaimana persiapan untuk membentuk sebuah keluarga.
Ø Umur 30 – 40 tahun →Disebut fase ketiga, karena merupakan fase persiapan karir.
Ø Umur 40 – seterusnya → Disebut fase keempat, karena merupakan fase pensiun.
Siklus Kehidupan Finansial Manusia (33 tahun produktif VS 41 tahun tidak/kurang produktif)
0 – 21 tahun (selama 21 tahun) → Usia tidak produktif konsumsi uang.
22 – 55 tahun (selama 33 tahun) → Usia produktif menghasilkan uang.
55 – 75 tahun (selama 20 tahun) → Usia tidak/kurang produktif konsumsi uang.
v Usia 0 – 21 tahun
Pada rentang usia ini, biasakan mengganti kata uang jajan dengan uang saku. Lalu ajarkan anak sedari dini untuk menabung, karena menabung itu uang disishkan bukan sisa dari uang jajan. Secara logika, kata uang jajan mengartikan uang yang diberikan orang tua itu semata untuk jajan, dan jika ada sisanya baru ditabung. Berbeda dengan uang saku, uang saku mengajarkan anak untuk menyisihkan sebagian uang di awal untuk ditabung baru setelahnya uang tersebut untuk anak jajan.
Berikut tips rencana keuangan untuk anak-anak
ü Membawa bekal ke sekolah.
ü Menggunakan sepeda ke sekolah atau diantar.
ü Diajarkan untuk menabung.
ü Diajarkan untuk Puasa Sunnah ( Senin dan Kamis).
ü Diajarkan untuk berinfaq minimal setiap hari Jumat.
ü Diajarkan untuk melakukan kegiatan sosial.
ü Buat cacatan sederhana untuk pengeluaran.
v Usia 22 – 28 tahun
Merupakan usia untuk persiapan pernikahan. Disarankan untuk membuat surat perjanjian sebelum menikah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selamat berumah tangga kelak.
Isi surat perjanjian sebelum menikah:
Harus menjalin kehidupan yang rukun.
Tidak boleh menikah dengan pihak lain.
Setelah menikah harta gono gini.
Tidak boleh berselingkuh.
Yang harus dipersiapkan sebelum menikah, yaitu:
Mahar
Biaya Walimah (resepsi pernikahan)
Seserahan
Bagian 2. Mengatur Arus Kas Rumah Tangga – Career Development
Penerimaan arus kas
Gaji
Keuntungan Usaha
Bonus, honor dan lain-lain.
Komposisi pengeluaran arus kas yang sehat
– 2,5% – 10% untuk sedekah.
– 35% untuk cicilan hutang maksimal.
– Hutang terbagi menjadi 2, yaitu:
Hutang produktif maksimal 20%.
Hutang konsumtif maksimal 15%.
– 40% – 60% untuk biaya hidup.
– 10% untuk tabungan dan investasi minimal.
– 10% untuk proteksi
Contoh pola pikir orang dengan gaji 2.500.000/bulan dengan yang memiliki gaji 3.000.0000/bulan.
Pola Pikir Lama Gaji 2,5 juta Pola Pikir Baru Gaji 3 Juta
Konsumsi 1.100.000 Sedekah 100.000
Rumah 500 000 Tabungan 500.000
Listrik 350.000 Rumah 500.000
Transport 450.000 Telepon 450.000
Lain-lain 100.000 Transport 450.000
Konsumsi 1.000.000
Dari contoh pola pikir diatas dapat kita simpulkan, bahwa sukses bukan hanya di dunia saja. Kita juga perlu menginvestasikan sebagian kecil harta kita untuk bekal di akhirat. Maka usahakan untuk mendahulukan sedekah dan tabungan untuk investasi jangka panjang.
Bagian 3
Antisipasi Dana Darurat
Dana Cadangan
Prioritas menyisihkan penghasilan adalah untuk mengisi dana cadangan. Bagusnya 3-12 kali dari penghasilan bulanan. Disimpan dalam bentuk aset likuid seperti tabungan dan deposito, serta logam mulia.
Asuransi
Digunakan untuk mengatasi resiko. Premi maksimal 100.000/tahun. Asuransi digunakan untuk:
Persiapan pendidikan anak
Kesehatan
Berhutang
Berhutang menjadi solusi terakhir. Berhitung sebelum berhutang, agar cicilannya tidak memberatkan.
Alternatif Sumber Hutang
Bank Syariah
Gadai Syariah
Multifinance Syariah
Koperasi Syariah/BMT
Warisan
Ada 3 hukum warisan di Indonesia,yaitu:
Hukum waris adat
Hukum waris islam
Hukum waris barat